@INEFFEST

9891406834_7d4b4cf491_b

Saya baru saja kembali dari Kepulauan Komodo. Menyelenggarakan festival film lingkungan yang saya dirikan sejak tahun 2011. Setelah Wakatobi, kali ini kami menyelenggarakannya di Labuan Bajo di kepulauan komodo.

INEFFEST, Indonesia International Environmental Film Festival diadakan selama seminggu. Kami memutar film layar tancep dengan konsep outdoor, dipinggir pantai, pulau kecil, lapangan sepak bola dan juga ciri khas festival ini, menonton ditengah laut dengan bioskop terapung. Selain itu ada juga workshop untuk 20 pelajar SMA dari Jakarta dan Labuan bajo untuk membuat film, Juga aktivitas lingkungan untuk masyarakat daerah. Komitmen kami adalah membawa sinema ke seluruh daerah di Indonesia dengan tema lingkungan.

9891833563_6c481f6dd2_b

Sebagai filmmaker saya merasa perlu membuat festival ini karena menurut saya problem dasar dari perkembangan Film Indonesia yang sangat sulit adalah karena tidak terciptanya budaya menonton yang menyeluruh untuk masyarakat Indonesia.

Sinema adalah ruang publik, sama halnya seperti museum, taman bermain, dll. Saat ini sinema hanya bisa di akses di kota2 besar, juga untuk mereka yang mempunyai uang lebih dari sekedar kebutuhan dasar. Bagaimana dengan daerah lainnya? Kini ruang individu seperti TV menjadi ruang publik mereka. Satu kampung menonton TV bersama2 di warung. Dunia adalah TV 14 inch dengan rating, iklan dan image.

Pertama kali saya datang ke labuan bajo saya diberikan pertanyaan ‘Buat apa membuat layar tancep disini, apa bedanya sama nonton TV?’. Menurut saya itu sama saja dengan bertanya ‘Buat apa pergi ke museum, Apa bedanya sama browsing di google?’ atau ‘Buat apa diving dan travel, Kan sama saja dengan lihat gambar2 di internet atau TV’.

Kita menjadi masyarakat yang tidak mengenal dan menghargai pengalaman dan keingintahuan. Tidak mengenal koneksi antara tubuh dan alam sekitarnya. Semua akan menjadi ruang individu saja.

Mengalami adalah budaya untuk masing-masing individu. Apa jadinya apabila kita terbentuk menjadi manusia yang tidak ingin mengalami dan tidak lagi ingin tahu?

9891841054_ccf20929ef_b

Ini tidak mudah, saya pun hanya bisa melakukannya dari lingkup yang sangat kecil, atau mungkin hanya ini yang saya bisa lakukan dari apa yang saya punya. Tapi saya bersyukur setiap kali saya membuat festival ini, saya selalu ditemukan dengan orang orang dengan visi yang sama, merasakan hal yang sama.

Festival ini tidak hanya mengenai sinema, tapi bagaimana sinema membawa kita kepada pendidikan, pengembangan karakter, koneksi terhadap lingkungan dan masyarakat, juga mengenai ruang kebersamaan. Dengan menonton kita mengenal orang lain, dengan mengenal kita akan lebih menghargainya. Dan inilah kedamaian.

9891627736_3da1786ee5_b

Tahun ini juga menghasilkan sesuatu yang lebih untuk saya. Dengan dukungan semua pihak yang terlibat dalam festival ini, kami berhasil meninggalkan 3 kamera untuk 3 sekolah untuk para siswa mempunyai kegiatan kreatif diluar jam sekolah. 5 Film hasil dan milik daerah tersebut akan diputar oleh masyarakat setempat di semua sekolah. Dan keinginan komunitas lokal untuk mempunyai layar dan proyektor agar mereka bisa terus memutar film dari seluruh dunia untuk masyarakat.

Ini tidak banyak, tapi yang terpenting bagi kami adalah keberlanjutan, dan keterlibatan masyarakat didalamnya.

Terima kasih untuk semua pihak yang sudah mewujudkan festival ini, banyak yang harus kita lakukan lagi, tapi dengan melakukannya bersama kita akan menjadi masyarakat yang lebih kuat dan lebih kuat lagi.

http://www.ineffest.com

/kandi

Advertisement
This entry was published on September 27, 2013 at 2:26 am and is filed under Uncategorized. Bookmark the permalink. Follow any comments here with the RSS feed for this post.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: